Wednesday, August 09, 2006

Kengerian

Setiap kita pasti pernah di hadapkan dengan ketidak beranian untuk melakukan sesuatu, entah alasannya apa, atau di mulai dengan kejadian seperti apa sehingga kita tidak berani.
Takut menikah? pertanyaan itu yang muncul. Menikah... apakah hanya sekedar menjalankan ritual semata? kewajiban semata? atau juga karena desakan lingkungan, faktor umur, terbawa arus pertemanan, atau alasan lain yang di kondisikan terhadap kita sehingga mempertanyakan sebuah ketakutan akan pernikahan jadi hal yang akhirnya tidak patut.
Kira - kira jalan apa ya? yang harus di tempuh ketika ketakutan akan sebuah pernikahan itu muncul? haruskah berkonsultasi ke psikolog/psikiater, atau juga konsultasi dengan kyai sementara di hati jelas-jelas mempertanyakan sampai sejauh apa yang bisa dilakukan ketika kondisi untuk menikah sudah semestinya dilakukan.
Benarkah ketika diri ini berujar, Pernikahan bukanlah sekedar keinginan, bukanlah hanya sekedar niat baik yang tak beralasan juga bukanlah hanya sekedar mengikuti ritual, dan karena desakan di sekitar. Pernikahan juga tidak bisa berlindung dari jargon untuk kepentingan kebahagian kita baik di dunia maupun dia akhirat. Tidak juga hanya sekedar takut akan ini atau itu maka menikahlah kita.
Rasanya naif mempertanyakan ketakutan akan sebuah pernikahan.
Tapi ketika sejak awal tidak berani jujur akan ketakutan, lantas hendak di bawa kemana pernikahan.
Membingungkan bukan?
tolonglah..